Anggrek adalah tanaman yang dengan bunga yang
indah dan berwarna-warni. Anggrek masuk ke dalam famili Orchidaceae. Anggrek
yang sering kita temui adalah jenis anggrek bulan. Dengan mahkota yang lebar
dan berwarna-warni. Ternyata Anggrek memiliki ukuran yang beragam, dari mulai
yang sangat kecil sampai yang besar seperti anggrek bulan.
Karakteristik famili Orchidaceae terletak pada
mahkota yang termodifikasi atau biasa disebut dengan istilah labellum. Anggrek
memiliki lima tempat hidup yang berbeda, ada yang menempel di pohon (epifit),
menempel di batu, tumbuh di tanah (terrestrial), tumbuh di seresah (saprofit),
dan (amobofit) yang memiliki fase generatif dan vegetatif di waktu yang berbeda. Dari tempat hidup yang beraneka ragam itu, tentu akan
menyebabkan morfologi batang, daun, dan bunganya berbeda.
Dari perbedaan tersebut, menyebabkan tanaman
anggrek sulit untuk dibedakan dari tanaman lain. Cara termudah untuk
mengidentifikasi tanaman anggrek yaitu dengan melihat bunganya. Karena dari
bunganya kita akan melihat ada tidaknya labellum. Walaupun sulit, mempelajari
anggrek tetap merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan. Karena akan banyak
kejutan yang kita dapatkan. Contohnya anggrek tanah yang tidak memiliki bentuk
daun dan batang yang serupa dengan anggrek yang menempel pada pohon (epifit), sekilas malah terlihat seperti pohon salak
yang masih kecil. Keanekaragaman inilah yang membuat anggrek begitu special. Inilah
tantangan yang akan kita hadapi saat mencari anggrek di alam.
Hal ini dirasakan oleh kelompok studi Herbiforus
Jurdik Biologi FMIPA UNY saat mengamati anggrek di bukit Plawangan Kaliurang,
Sleman, Yogyakarta. Herbiforus dengan personil 35 orang mulai naik ke bukit Plawangan
melalui pintu Tlogo Nirmolo, Taman Nasional Gunung Merapi sekitar pukul 09.00
WIB. Herbiforus dibersamai oleh Prajawan Kusuma Wardhana ketua Himabio 2012.
Pada awal perjalanan, peserta kurang antusias
karena medan yang dilalui cukup terjal, berbatu, licin dan sempit. Tetapi
setelah peserta mulai berada di bagian atas bukit, peserta mulai menemukan
tanaman anggrek. Sayangnya anggrek yang pertama kita temui adalah anggrek
epifit yang menempel pada puncak pohon besar. Sehingga peserta dan pemandu
tidak dapat mengidentifikasi anggrek tersebut. Semakin dalam Herbiforus
menjelajah bukit Plawangan semakin banyak pula peserta yang dapat menemukan
tanaman anggrek.
Kelincahan ini, dikarenakan mata peserta mulai
terlatih dengan macam-macam tanaman aggrek. Menurut Prajawan, pemandu
herbiforus pada ekspedisi kali ini “Kita memang sangat membutuhkan mata copet untuk
menemukan anggrek di alam”. Setelah ekspedisi selesai, Herbiforus mengadakan
diskusi dengan pemandu mengenai anggrek-anggrek
yang ditemukan di bukit plawangan. Menurut keterangan dari pemandu di
bukit plawangan ada sekitar enam puluhanan spesies anggrek. Tetapi herbiforus
hanya dapat menemukan sepuluh spesies yang diduga berbeda. Lima diantaranya
sudah teridentifikasi Vanda tricolor,
Dendrobium montabele, Leparis rhedii, Guiduria anastosilus, Habenaria
loerzingii dan 5 lainya belum teridentifikasi.
Ingin mengetahui lebih dalam tentang dunia
anggrek? mari bergabung dengan
Herbiforus FMIPA UNY J
Salam lestari, salam konservasi!!!
Salam hijau, let’s go green!!!
(mayta)
0 komentar:
Posting Komentar