Kisah
Zombie dalam Dunia Siput Amber Succinea
putris
Zombie?
Ketika berbicara tentang “zombie” maka hal yang bisa
dikaitkan dari kata ini adalah: makhluk hidup yang sudah mati lalu hidup lagi,
infeksi, efek bionuklir, sesuatu yang bisa mengendalikan pikiran secara utuh , atau
tidak hidup namun tidak mati pula.
Barangkali cerita “zombie” di dalam banyak film itu ada.
Dan mungkin ini adalah salah satunya dari sekian zombie di kehidupan nyata.
Siput Zombie atau Zombie Snail.
Zombie Snail atau Siput Zombie (Succinea putris) dulunya sebelum terinfeksi adalah siput biasa
famili succineidae atau keluarga
siput Amber Snail karena bentuk serta warna kurning keemasan yang mirip dengan
batu ambar. Namun kisah hidupnya berubah ketika siput ini bertemu dengan cacing
parasit trematoda Leucochloridum sp.
Kisahnya bermula ketika Succinea putris memakan kotoran burung penyanyi
yang mengandung larva Leucochloridium
yang masih berupa mirasidium. Ya... hingga larva itu tumbuh didalam kelenjar
pencernaan siput ini dan menjadi tahap larva berikutnya yaitu sporokist. Apabila
sporokist induk telah terbentuk maka akan ada banyak sporokist anakan Leucochloridium yang terbentuk secara
parthenogenesis yang kemudian berkembang menjadi redia kemudian berkembang lagi
menjadi serkaria. Lalu kemudian tabung-tabung sporokist itu menuju ke tentakel atau
alat penglihatan pada siput Succine
putris merenggangkan bagian itu bagai karet yang ditarik-tarik, bagai
denyut yang tak berkesudahan. Saat itulah kontrol pikiran dan tubuh siput
diambil ahli oleh sporokist trematoda ini. Semua berubah, perilaku siput
Succinea putris berubah. Seperti zombie dalam dongeng. Benar saja Succinea tidak menyukai cahaya, dan kini
dia harus merelakan tubuhnya dituntun oleh cacing parasit Leucochloridium
menuju cahaya terang, ke tempat dimana predator keduanya melihat siput ini
dengan jelas. Burung-burung predator tertarik melihat denyut-denyut tentakel
yang berwarna dari siput. Dan secara cekatan burung predator memangsanya dan
serkaria tumbuh menjadi cacing dewasa dalam jaringan tubuh burung predator,
lalu bertelur lebih banyak lagi.
Ini adalah siklus. Kini telur-telur Leucochloridium telah sampai pada saluran pencernaan dan keluar
bersama feses burung. Bukan salah siput Succinea
putris apabila, ada Succinea lainnya yang memakan feses burung predator
itu. Dan di kemudian hari, siklus itu terus berlanjut, akan selalu ada siput
zombie dalam setiap generasi. Selalu ada kehidupan lain yang menarik yang bisa
kita jaga. Terutama “rumah” mereka. (Dwiki, ref: National Geographic. World’s Deadliest: Zombie Snails; The
Living World of Molluscs. Amber Snails.
www.molluscs.at)
0 komentar:
Posting Komentar